Monday, March 9, 2015

malaikat pun takut terhadap neraka

Al Imam Ahmad telah meriwayatkan dari hadis Anas, dari Rasulullah SAW bahwa beliau telah bertanya kepada Malaikat Jibril as  Rasulullah SAW bersabda: “Mengapa aku tidak pernah melihat Malaikat Mikail as tertawa?” Malaikat Jibril menjawab: “Mikail tidak pernah tertawa lagi semenjak neraka diciptakan.”

Diriwayatkan juga dalam kitab al Zuhd dari hadis Abu ‘Imran al Jauniy, dia berkata:  Telah sampai berita kepada kami bahwa Malaikat Jibril datang kepada Rasulullah SAW. Pada waktu itu Malaikat Jibril sedang menangis. Lantas Rasulullah SAW bertanya: “Apa yang membuatmu menangis wahai Jibril?” Jibril menjawab: “Apakah anda juga tidak ikut menangis wahai Muhammad? Kedua mataku tidak pernah kering semenjak Allah menciptakan neraka Jahannam. Aku sangat takut jika bermaksiat kepada-Nya sehingga Dia menghempaskanku ke dalam neraka.” Perawi lain juga meriwayatkan dengan redaksi serupa dari jalur yang tidak sama.

Al Thabaraniy meriwayatkan dari hadis Muhammad ibn Ahmad ibn Abu Khaitsamah, kami diberitahu oleh Muhammad ibn Ali, saya diberitahu oleh ayah saya dari Zaid ibn Aslam, dari ayahnya, dari ‘Imran bahwa Malaikat Jibril datang kepada Nabi SAW dalam keadaan sedih dan tidak mengangkat kepalanya. Lantas Rasulullah SAW berkata kepadanya: “Mengapa Kamu wahai Jibril? Kamu kelihatannya sedih” Jibril berkata: “Sesungguhnya kau telah melihat hembusan angin dari Neraka Jahannam.”

Kemudian Rasulullah SAW berkata: “Wahai Jibril, hal itu cukup bagiku.” Dan Nabi SAW melihat Jibril menangis. Lalu beliau berkata: “Apakah engkau menangis wahai Jibril? Sedangkan Engkau telah mendapatkan posisi terhormat di sisi Allah.” Jibril menjawas: “Bagaimana aku tidak menangis. Karena sebenarnya aku lebih pantas menangis ketimbang anda. Sebab bisa saja di mata Allah kedudukanku tidak seperti sekarang ini. Aku tidak tahu, apakah aku akan diberi cobaan seperti Iblis. Sedangkan dia dulu juga tinggal bersama para Malaikat. Aku pun tidak tahu, apakah aku akan diuji seperti Harut dan Marut.”

Lantas Rasulullah SAW menangis begitu pula Malaikat Jibril as. Keduanya terus menangis sampai akhirnya dipanggil: “Wahai Muhammad dan Jibril, sesunggguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memberi jaminan bahwa kalian berdua tidak akan bermaksiat kepada-Nya.” Baru kemudian Malaikat Jibril kembali ke langit dan Nabi Muhammad SAW keluar rumah. Dalam perjalanan keluar dia menemui sekelompok orang Anshar sedang tertawa. Nabi SAW bersabda kepada mereka: “Kalian tertawa? Padahal dibelakang kalian ada Neraka Jahannam! Seandainya kalian tahu apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis. Sekalipun kalian dalam kondisi cukup pangan, pasti tetap akan keluar ke dataran tinggi untuk merapat dan berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla.” Setelah itu ada suara dari langit menyeru kepada Nabi SAW: “Wahai Muhammad, janganlah memutus harapan hamba-hamba-Ku! Sesungguhnya aku mengutusmu untuk memberi kemudahan. Aku tidak mengutusmu untuk menebar kesulitan.” Lantas Rasulullah SAW bersabda: “Berbuat baiklah kalian dan dekatkan diri kalian kepada Allah.”

Ibn Abi al Dunya meriwayatkan dari hadis Abu Fadlalah, dari beberapa orang gurunya. Dia berkata: “Sesungguhnya Allah ‘Azza wa Jalla memiliki para malaikat. Mereka semua tidak ada yang tertawa setelah Neraka Jahannam diciptakan. Mereka takut jika Allah murka kepada mereka sehingga memasukkan mereka ke dalam neraka.”

Dengan sanad dari Bakr al ‘Abid berkata: “Saya berkata kepada teman Ibn Abi Laila yang sering disebut  Abu al Hasan: “Apakah malaikat juga tertawa?” Dia menjawab: “Tidak ada makhluk yang berada di bawah’Arys yang tertawa setelah Allah menciptakan Neraka Jahnnam.”

Dari Muhammad ibn Al Munkadir berkata: “Ketika Allah menciptakan neraka, hati para malaikat terlepas dari tempatnya. Namun, ketika Bani Adam diciptakan, hati mereka kembali pada tempatnya semula.”

Abu Nu’aim meriwayatkan denga sanad dari Thawus, dia berkata: “Ketika neraka diciptakan, hati para malaikat terbang dari tempatnya. Namun ketika Bani Adam diciptakan hati itu kembali tenang.”

Adapun  binatang-binatang yang jinak ataupun yang buas dan burung, kesemuanya juga takut pada neraka. ‘Amir ibn Yasaf berkata, dari Yahya ibnAbu Katsir, dia berkata: “Telah sampai berita kepada kami bahwa ketika Nabi Daud as meratap dan menangis, hewan-hewan buas yang ada di daratan datang. Begitu juga dengan singa-singa yang berasal dari gunung, burung-burung yang berada disarangnya. Semua manusia yang ada pada waktu itu juga berkumpul. Sampai akhirnya Nabi Daud as tiba dan naik ke atas mimbar. Beliau memulai dengan pujian kepada Tuhannya. Semuanya berteriak dan menangis. Lalu Nabi Daud as mulai menyebut tentang surga dan neraka. Maka ada sekelompok orang dan gerombolan binatang serta burung yang mati. Setelah itu beliau menyebutkan tentang kematian dan kondisi di hari kiamat. Beliau sendiri menjerit dan ada lagi sekelompok manusia, binatang buas dan burung yang mati. Diriwayatkan oleh Ibn Abi al Dunya.

Sementara makhluk selain binatang, yaitu yang terdiri benda-benda mati semisalnya, maka telah diceritakan oleh Allah SWT bahwa kesemuanya merasa takut kepada-Nya. Sebagaimana firman Allah Ta’aala: “Padahal diantara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang meluncur jatuh, karena takut kepada Allah.” (Q.S. Al-Baqarah 2: 74).

Ibn Abi Najih berkata dari Mujahid: “Setiap batu yang mengeluarkan sumber air atau batu yang terbelah karena aliran air atau bebatuan yang jatuh dari puncak gunung, semua kejadian itu adalah karena takut kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Hal itu sebagaimana yang dijelaskan di dalam al Qur’an.

Al Jauzajaniy dan perawi lain meriwayatkan dari jalur Mujahid, dari Ibn Abas, dia berkata: “Sesungguhnya batu pasti akan jatuh ke bumi. Seandainya ditahan oleh banyak orang sekalipun, dia akan tetap jatuh ke tanah karena takut kepada Allah.”

Abdullah ibn ‘Amr ibn al ‘Ash ra berkata: “Sesungguhnya bulan menangis karena merasa takut kepada Allah.”

Thawus berkata: “Sesungguhnya bulan menangis karena takut kepada Allah. Padahal dia tidak memiliki dosa. Bulan juga tidak dimintai pertanggungjawaban tentang amal perbuatannya dan kelak tidak pula akan dihakimi.” [Syahida.com]

Sumber : Kitab Jerat-Jerat Neraka, Ibnu Rajab

2 comments:

  1. Terimakasih atas informasinya, sangat menambah pengetahuan dan tentunya menambah keimanan kepada allah swt. Obat Lidah Bengkak

    ReplyDelete
  2. Subahanallah... semoga kita termasuk hambah-hambahNya yang takut ke pada Murka Allah...

    ReplyDelete